Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Sajak Sang Hamba

  Pengingat Diri Oleh : Wulan Nur Safitri   Hei manusia! Sadarlah! Buana hanya selaksa kisah fatamorgana Siap menelan insan yang lemah Perangilah dirimu dengan iman dalam dada   Jika kematianmu telah tiba Janji, cinta, harapan sudah tak lagi bermakna Retorika “hidup” hanyalah kisah penuh dusta Tertinggal hanyalah jiwa penuh dosa   Begitulah kehidupan yang sebenarnya Bermula dari tiupan sangkakala pertama Musnahlah seluruh dunia dan isinya Sedang dirimu masih tak tahu apa-apa   Lantas apa yang membawa berkah Selain memohon ampunan-Nya Agar hatimu mendapat pelita Dari segala hal yang tak burguna   Muara Jawa, 20 Desember 2020 Pendosa Oleh : Wulan Nur Safitri   Hujan turun seperti netra Mengoyak rasa bahagia Mengingat hidup hanya sementara Sedang amalan masih tak berbuah   Katakanlah dulu bak nirmala Sekarang bagai awan cendramawa Isinya hanya canda dan tawa Tanpa iman dan takwa   Ini adalah senandika Pergolakan atm

Abstrak; kekacauan diri.

Gambar
Sunwich-Confused            Pernahkah kamu ingin tenggelam ke dasar lautan yang sangat dalam atau pergi ke ujung dunia agar tidak ada seorang pun yang akan menemuimu, masih hidup? Bukan karena rasa sakit atau siksaan dari orang-orang sekitarmu atau orang yang kau sayangi. Ini lebih kepada rasa bersalah yang sangat besar dan rasa tidak pantas untuk bisa tinggal bersama dengan orang-orang tersebut. Aku sering mendefinisikan bahwa aku adalah orang yang depresi dan punya penyakit mental? Tapi, analisis atau tuduhan kepada diri ini sendiri seperti itu tidaklah benar.                      Rasanya bukan karena itu, logikaku membantu jika apa yang kurasakan saat ini bukan karena hal-hal seperti itu. Sekali lagi, ia mengatakan ini adalah akibat/efek dari perbuatan dosa dan di luar manusia normal lainnya. Analoginya, seorang psikopat yang terkena mental sejak lahir akibat orang tuanya, hingga ia menyalurkan segalanya pada hal-hal di luar manusia normal? Seperti membunuh, menyiksa, dan lainnya.